Atas insiden ini, Gus Miftah mengaku telah mendapatkan teguran resmi dari Sekretaris Kabinet, Mayor Teddy Indra Wijaya. Teguran tersebut disampaikan untuk mengingatkan agar ulama berusia 43 tahun ini lebih berhati-hati dalam berbicara di depan publik, mengingat posisinya sebagai pejabat publik yang menjadi panutan masyarakat.
“Saya sudah ditegur oleh Bapak Seskab untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pendapat dan pidato di depan masyarakat umum,” ujar Gus Miftah dalam video permintaan maafnya yang dirilis pada Rabu (4/12/2024).
Rekaman CCTV Diduga Ungkap Detik-Detik Penembakan Gamma Rizkynata
Kontroversi yang Mengundang Teguran
Kegaduhan bermula saat sebuah video memperlihatkan Gus Miftah duduk memberikan ceramah sambil memanggil penjual es teh bakulan. Ia melontarkan kalimat, “Es teh kamu masih banyak nggak? Masih? Yaudah dijual lah ,” yang diakhiri dengan kata yang dinilai umpatan. Ucapan itu memicu gelombang protes dari warganet, terutama karena ekspresi penjual es teh yang tampak berubah setelah mendengar komentar tersebut.
Menyadari dampak dari videonya, Gus Miftah segera menyampaikan permintaan maaf. Ia berjanji untuk meminta maaf secara langsung kepada penjual es teh dan mengakui insiden ini sebagai pelajaran besar untuk dirinya.
Langkah Tegas Sekretaris Kabinet
Mayor Teddy Indra Wijaya sebagai Sekretaris Kabinet memberikan respons cepat atas insiden tersebut. Ia mengingatkan Gus Miftah untuk lebih bijak dalam menyampaikan pendapat, mengingat posisinya sebagai Utusan Khusus Presiden yang membawa tanggung jawab besar terhadap citra pemerintah dan masyarakat luas.
Teguran ini menjadi sinyal bahwa pejabat publik, termasuk tokoh agama, harus menjaga sensitivitas dan profesionalisme, terlebih ketika berbicara di depan khalayak yang luas.
Tragis, Siswa SMK Tewas Usai Transaksi COD iPhone
Respons Warganet dan Tokoh Publik
Teguran dari Sekretaris Kabinet ini mendapatkan apresiasi dari masyarakat. Banyak yang menganggap langkah tersebut sebagai bentuk kontrol terhadap pejabat publik agar lebih bertanggung jawab dalam bertindak dan berbicara.
“Bagus kalau sudah ditegur, semoga lebih hati-hati ke depannya,” tulis seorang pengguna Twitter. Namun, ada pula yang menilai kejadian ini seharusnya tidak perlu dibesar-besarkan, mengingat Gus Miftah sudah meminta maaf secara langsung.
Pelajaran dari Insiden
Insiden ini menjadi pengingat penting bagi seluruh tokoh publik bahwa komunikasi yang kurang tepat dapat berdampak luas di era digital. Bagi Gus Miftah, teguran ini menjadi introspeksi besar untuk menjalankan tugasnya dengan lebih berhati-hati, sesuai dengan nilai-nilai kerukunan yang ia emban sebagai Utusan Khusus Presiden.
Gus Miftah, yang selama ini dikenal dengan gaya dakwah santainya, kini menghadapi ujian besar dalam kariernya. Masyarakat berharap ia dapat bangkit dari insiden ini dengan membawa pesan positif bagi persatuan dan kerukunan beragama di Indonesia.***