"Saya baru tahu kalau mamanya meninggal karena HIV setelah F dirawat di rumah sakit," ujar Kanipah, Senin (28/10/2024).
Setelah dirawat dan sempat sembuh, kondisi F memburuk kembali dan dia harus dirawat kembali di rumah sakit pada tahun 2023. Selama periode ini, ia masih bisa bersekolah dan bermain bersama teman-temannya, namun kesehatannya kembali menurun drastis pada September 2024, hingga membuatnya harus menjalani perawatan selama tiga minggu. Kanipah menceritakan bahwa meski F tidak pernah bertanya langsung tentang penyakitnya.
"Kenapa sih, Ma, kenapa Mama tega, penyakit Mama dikasih ke aku." Hal ini menggambarkan perasaan bingung dan sedih yang dialami F.
Selama sakit, kondisi F semakin lemah, berat badannya menurun drastis dari 21 kilogram menjadi hanya 12 kilogram. Ia juga mengalami infeksi kulit serius yang didiagnosis sebagai herpes di telapak tangan dan paha. Menurut Kanipah, pada tahap akhir penyakit HIV, infeksi sering menyebar ke kulit.
Pasca Penangkapan Alnaura, Korban Investasi Bodong Kirim Karangan Bunga untuk Kejari Palembang
“Tantenya yang kader puskesmas ikut membantu dengan memberikan salep, susu, dan infus untuk membersihkan luka F,” tambahnya.
Kini, jenazah F telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karanggayam, Surabaya, Jawa Timur. Peristiwa ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, terutama nenek dan ayahnya yang menyaksikan perjuangan hidup F hingga akhir hayatnya.***